KSBSI.ORG Pada awal Desember 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan secara resmi telah membeli sebanyak 1,2 juta vaksin Covid-19. Vaksin ini langsung dibeli dari perusahaan China, Sinovac dan penggunaan vaksin tersebut menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca juga: Tahun Ini Kampanye Internasional Penghapusan Pekerja Anak, WFTU Desak Pembebasan Semua Tahanan Palestina dari Penjara Israel,
Selain
itu, Jokowi juga menyampaikan pemerintah awal Januari 2021 nanti akan
mengupayakan 1,8 juta vaksin tersebut
akan tiba lagi di Indonesia. Selain vaksin bentuk jadi, pemerintah menyampaikan
bulan Desember sampai Januari 2021 akan
tiba 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku curah. Yang nantinya akan
diproses lebih lanjut oleh Bio Farma.
“Termasuk,
pemerintah menjamin bahwa vaksinasi yang diberikan kepada masyarakat gratis,
tidak dipungut biaya,” kata Jokowi.
Ary
Joko Sulistyo Ketua Umum Federasi Serikat Buruh Garmen, Kerajinan, Tekstil,
Kulit dan Sentra Industri-Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (FSB
GARTEKS KSBSI) menyambut baik dengan kebijakan pemerintah membeli vaksin
Covid-19. Apalagi, pemerintah tahun ini merencanakan pada 2021 ini adalah tahun
pemulihan perekonomian.
Namun,
kata Ary vaksin yang sudah dibeli itu jumlahnya masih terbatas dan masih
diprioritaskan untuk pekerja medis. Menurutnya, untuk mempercepat proses
pemulihan ekonomi, pemerintah juga harus mengutamakan vaksinasi untuk semua
buruh yag bekerja status formal dan informal.
“Toh
dimasa pandemi ini lingkungan dunia kerja buruh salah satu paling rentan
penyebaran wabah Corona. Sehingga akhinya, buruh pun banyak menjadi korban,”
ujarnya saat diwawancarai, Kamis kemarin, di Cipinang Muara, Jakarta Timur
(7/1/21).
Tegasnya,
dia mengatakan bahwa di negara ini buruh adalah salah satu garda terdepan
perekonomian negara. Kalau sebagian buruh tidak bekerja, maka dipastikan
perekonomian negara akan lumpuh. Hal itu terbukti, sepanjang tahun 2020, ketika
seluruh dunia dinyatakan pandemi Covid-19, Indonesia salah satu negara yang
ikut terkena dampaknya.
“Lebih
dari 5 juta buruh akhirnya kehilangan pekerjaan dan akhirnya negara kita
terancam resesi ekonomi,” ungkapnya.
Karena
itu, kalau pemerintah menjadikan tahun ini menjadi target pemulihan ekonomi,
Ary meminta agar pemerintah ikut memprioritaskan jaminan vaksinasi untuk semua
buruh. Agar nantinya perusahaan bisa berjalan normal, tidak ada lagi bayangan
ketakutan karena virus berbahaya itu.
“Saya
berharap program vaksinasi yang dicanangkan pemerintah bisa berjalan baik. Supaya buruh yang kehilangan pekerjaan bisa
bekerja dan target pemulihan ekonomi negara tercapai,” tandasnya. (A1)