KSBSI.ORG, JAKARTA Pada tahun 2022 nanti, Indonesia dipercaya tuan rumah pada agenda konferensi tingkat tinggi atau dikenal pertemuan forum negara anggota G20 di Pulau Bali. Dimana bakal dihadiri setiap pemimpin negara anggota G20. Agenda itu juga akan bersamaan agenda pertemuan Labor 20. Dimana perwakilan dari setiap serikat buruh dunia nantinya ikut dilibatkan memberikan pemasukan dipertemuan agenda G20.
Baca juga: Buruh Diusir Paksa Perkebunan BUMN, FSB NIKEUBA Siapkan Tindakan, Sidang Muhammad Yusri, Carlos: Kita Harap Bebas Murni, Supaya Bisa Kembali Berjuang!,
Untuk mematangkan agenda penting ini,
pemerintah pun merekomendasikan Elly Rosita Silaban Presiden Konfederasi
Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) menjadi penanggung jawab tuan rumah
Labor 20 pada saat acara yang bersamaan. Tentunya, kepercayaan ini merupakan
prestasi dan tanggung jawab besar yang harus dikerjakan semaksimal mungkin.
Saat diwawancarai, Elly menjelaskan
waktu dirinya direkomendasikan pemerintah sebagai ketua penanggung jawab tuan
rumah Labor 20 merupakan kebanggaan sekaligus tantangan. Karena yang hadir
dalam pertemuan itu dari perwakilan serikat buruh internasional yang bisa
membuat posisi tawar KSBSI semakin kuat.
Ia juga menjelaskan, alasan pemerintah
menunjuk dirinya sebagai ketua penanggung jawab tuan rumah Labor20, memang ada
latar belakang kriterianya. Diantaranya, selama ini KSBSI dinilai sebagai
konfederasi serikat buruh yang 2 tahun rutin mengikuti forum pertemuan G20.
Lalu dinilai mampu dan memimpin forum persidangan internasional.
“KSBSI juga dinilai organisasi yang mampu
memandang persoalan ketenagakerjaan secara luas serta mampu merumuskan
solusinya. Kemudian, selama ini bisa diajak duduk bersama dalam agenda sosial
dialog dengan perwakilan pemerintah dan perwakilan pengusaha,” ungkapnya.
Saat diberikan kepercayaan penanggung
jawab tuan rumah Labor 20, Elly menyampaikan bisa memiliki peluang dalam
menyampaikan kampanye program internasional KSBSI. Seperti melakukan lobi
dengan delegasi pemimpin negara G20, tentang kebijakan ekonomi global yang juga
memihak pada buruh. Lalu mendorong kesetaraan gender dan jaminan perlindungan
sosial di dunia kerja. (A1)