ILO Menyambut Baik Dukungan Kepala Negara G20 Dalam Pemulihan Covid-19

ILO Menyambut Baik Dukungan Kepala Negara G20 Dalam Pemulihan Covid-19

.

KSBSI.org, Direktur Jenderal ILO Guy Ryder, menyambut baik sikap para pemimpin kepala negara-negara G20 yang melakukan pendekatan kemanusiaan dalam rencana pemulihan pandemi Covid-19. Pasalnya, dalam Deklarasi G20, di Roma Italia, telah disepakati Seruan Global ILO untuk Bertindak untuk pemulihan pandemi yang berpusat pada manusia, yang diadopsi oleh 187 Negara Anggota.

Baca juga: 

“Deklarasi G20 menggarisbawahi komitmen para pemimpin untuk memastikan kondisi kerja yang aman dan  sehat,  pekerjaan  yang  layak  untuk  semua,  keadilan  sosial  dan  dialog  sosial,”  ucap  Guy  Ryder, beberapa waktu lalu di Geneva.

Dia  menyampaikan  bahwa  deklarasi  tersebut  menyatakan  untuk  mengurangi  ketidaksetaraan, memberantas kemiskinan, mendukung transisi pekerja dan reintegrasi di pasar tenaga kerja. Dan untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomu yang inklusif dan berkelanjutan.

Dalam  sambutannya  kepada  para  pemimpin  G20  ,  Direktur  Jenderal  ILO  menunjuk  pada  pemulihan pasar tenaga kerja global yang terhenti dan 'perbedaan besar' antara negara-negara berpenghasilan tinggi dan rendah. Seperti yang disorot dalam laporan Monitor ILO terbaru tentang COVID-19 dan dunia kerja.

Termasuk prospek pemulihan pasar tenaga kerja tetap tidak merata dan tidak pasti dalam menghadapi gangguan rantai pasokan, lonjakan harga energi, kekhawatiran inflasi, dan tekanan utang. Pemulihan sangat bergantung pada kapasitas masing-masing negara untuk mengelola stimulus fiskal yang tepat, dan pada ketersediaan vaksin.

“Jadi saat dunia melihat G20 untuk mengintensifkan upayanya, kita membutuhkan solusi global untuk tantangan global yang kita hadapi, dan kita perlu menyertakan pekerja dan pasar tenaga kerja dalam tanggapan itu. Kita membutuhkan pemulihan yang berpusat pada manusia yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh,” tegasnya.

Perlindungan sosial dan transisi yang adil ke ekonomi yang lebih hijau juga merupakan isu utama yang disoroti oleh Ryder dalam sesi G20 tentang pembangunan berkelanjutan. Dia meminta negara-negara untuk mendukung Akselerator Global untuk Pekerjaan dan Perlindungan Sosial, yang diluncurkan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Majelis Umum PBB pada bulan September.

“Kami  membutuhkan  upaya  gabungan  di  tingkat  lokal,  nasional  dan  internasional  untuk  menutup kesenjangan  investasi  sosial  global.  Dan  membutuhkan  transisi  yang  adil  untuk  memastikan  bahwa secara keseluruhan, dividen pekerjaan untuk mencegah perubahan iklim terpenuhi sepenuhnya, dan lebih banyak pekerjaan diciptakan secara keseluruhan daripada yang dihancurkan,” jelasnya.

Deklarasi  para  pemimpin  G20  menegaskan  kembali  komitmen  negara-negara  terhadap  kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, termasuk komitmen untuk menerapkan Peta Jalan G20 Menuju dan Melampaui Tujuan Brisbane, dan untuk secara cepat meningkatkan kuantitas dan kualitas pekerjaan perempuan,  dengan  fokus  khusus  pada  penutupan  upah  gender  celah.  Selain  itu,  pemberantasan kekerasan  berbasis  gender,  menjembatani  kesenjangan  gender  digital,  pengembangan  keterampilan bagi kaum muda dan pelibatan migran dan pengungsi dalam penanganan pandemi, menjadi prioritas.

Deklarasi  tersebut  menyerukan  kepada  ILO,  dalam  kemitraan  dengan  Organisasi  untuk  Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), untuk terus memantau kemajuan menuju Antalya Youth Goal – komitmen  yang  dibuat  oleh  negara-negara  G20  untuk  mengurangi  jumlah  kaum  muda  yang  paling berisiko tertinggal secara permanen di pasar tenaga kerja sebesar 15 persen pada tahun 2025.

Selain itu, mencatat laporan Tren dan Kebijakan Migrasi dan Pemindahan Paksa Internasional Tahunan 2021 kepada G20, yang disiapkan oleh OECD bekerja sama dengan ILO, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR ). (A1/ilo.org)

Komentar