KSBSI.org, Konfederasi Serikat Buruh Internasional atau ITUC menyerukan kepada pihak berwenang China untuk segera mencabut Undang-Undang (UU) Keamanan Nasional di Hong Kong. Serta membebaskan para aktivis pro demokrasi yang ditahan dibawah undang-undang tersebut. Pasalnya, terdapat bukti bahwa bahwa undang-undang ini digunakan untuk membungkam kebebasan berpendapat masyarakat sipil.
Baca juga: Ribuan Buruh Kepung Kantor Ridwan Kamil, Tolak Penetapan Upah Murah , Vonis Hukuman Penjara Terhadap 5 Jurnalis Vietnam Mendapat Kecaman ,
Berdasarkan laporan, menunjukkan bahwa
lebih dari 50 kelompok pro demokrasi di Hong Kong yang telah diberangus selama
11 bulan. Termasuk afiliasi ITUC, Konfederasi Serikat Buruh Hong Kong (HKCTU).
Padahal, HKCTU sudah lebih dari 30 tahun berdiri dan konsisten berjuang untuk
meningkatkan kesejahteraan buruh. Melalui perbaikan dalam undang-undang
perburuhan, upah dan perlindungan sosial.
Lee Cheuk Yan Sekretaris Jenderal HKCTU
saat ini kondisinya sedang dipenjara. Karena dia ikut mendukung perjuangan pro-demokrasi. Dan menghadapi
lebih banyak dakwaan atas perannya sebagai ketua Aliansi Hong Kong dalam Mendukung
Gerakan Demokratik Patriotik Tiongkok (Aliansi Hong Kong). Artinya, kekuatan
masyarakat sipil di Hong Kong telah menghadapi serangan, intimidasi. Serta
tuduhan pelanggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya di bawah undang-undang
ini sejak disahkan pada Juli 2020.
Sharan Burrow, sekretaris jenderal ITUC
mendesak pemerintah China segera mencabut UU Keamanan Nasional. Termasuk
mendesak semua tahanan politik dibebaskan karena undang-undang tersebut yang
dinilai mengekang kebebasan berpendapat dan berserikat.
“Undang-undang ini sekarang dengan jelas
menunjukkan wajah aslinya sebagai alat politik untuk menekan oposisi dan
perbedaan pendapat,” jelasnya.
Seperti yang dijelaskan dalam laporan Rings
of Repression, Partai Komunis China telah mempercepat pendudukan politiknya di
Hong Kong. Cina bukanlah tempat yang aman, dan Komite Olimpiade Internasional
dan pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk menjamin keamanan dan
keselamatan para atlet dan semua orang lain yang menghadiri Olimpiade Musim
Dingin di Beijing.
“Kami menyambut baik keputusan Asosiasi
Tenis Wanita (WTA), dengan alasan risiko yang dihadapi oleh staf dan pemain,
untuk menangguhkan semua turnamen di China menyusul perlakuan terhadap Peng
Shuai setelah tuduhan pelecehan seksualnya.
“IOC harus berdiri dan mengambil tindakan tegas
untuk memastikan bahwa semua orang aman di Olimpiade Musim Dingin,” tutupnya.
(A1/ituc)