KSBSI Sambut Baik Proyek ILO Tentang Penguatan Hubungan Industrial di Sektor Garmen

KSBSI Sambut Baik Proyek ILO Tentang Penguatan Hubungan Industrial di Sektor Garmen

Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban saat menyampaiakan sambutannya di agenda "Strengthening Industrial Relations in Indonesia Project Launch" atau Peluncuran Proyek Penguatan Hubungan Industrial di Indonesia pada, Selasa (27/09/2022) di Jakarta.

KSBSI.ORG-JAKARTA, Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban menyambut baik peluncuran proyek penguatan hubungan industrial di sektor garmen Indonesia oleh ILO bekerja sama dengan pemerintah Kanada. Hal itu disampaikan pada agenda "Strengthening Industrial Relations in Indonesia Project Launch" pada, Selasa (27/09/2022) di Jakarta.

Baca juga:  Kamiparho Tandatangani Kerja Sama Dengan ILO Jakarta Untuk Sektor Pengolahan Hasil Laut,

Dalam sambutannya, Elly Rosita Silaban mengatakan senang sekali bisa berpartisipasi dalam membangun kapasitas pekerja garmen yang didalamnya banyak partisipan pekerja perempuan. 

"Di sektor garmen, penerapan sosial dialog yang kontruktif di tingkat perusahaan tentunya membutuhkan kapasitas pekerja, terutama keterlibatan perempuan di dalam sebuah kepengurusan serikat pekerja/serikat buruh."katanya 

"Sebab, hal itu sangat dibutuhkan dalam menjaga hubungan industrial yang harmonis, guna memperkuat sosial dialog, dalam berunding, dalam bernegosiasi dan advokasi, dalam pembuatan kebijakan dan dalam keterlibatan pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)." ungkapnya

"Kami juga mendorong PKB yang responsif gender, dan di kepengurusan serikat buruh mempunyai keterwakilan gender. Sekali lagi, itu akan mendorong perempuan dalam mengambil peran serta keterlibatan sebagai pemimpin." jelasnya

Terakhir, Elly berharap dengan adanya program ILO ini, dengan pelatihan dan pendidikan, akan dapat membangun kapasitas berorganisasi di kepengurusan serikat buruh/serikat pekerja terutama di tingkat perusahaan, sehingga hubungan industrial yang harmonis akan terwujud.    

Seperti diketahui, ILO Indonesia dan Timor Leste bekerja sama dengan pemerintah Kanada telah sepakat membuat proyek penguatan hubungan industrial di Indonesia untuk sektor garmen. 

Proyek ini bertujuan untuk memperkuat dan merevitalisasi serikat pekerja garmen Indonesia disaat kesulitan ekonomi dan tantangan masa depan kerja sedang tinggi. Indonesia membutuhkan serikat pekerja dan perwakilan pekerja yang kuat yang dapat secara efektif bekerja dan bermitra dengan pengusaha dan pemerintah untuk menangani masalah yang berdampak pada angkatan kerjanya. 

Hanya dengan hubungan industrial yang lebih kuat dan lebih harmonis dan seimbang. Indonesia dapat mencapai tujuannya dan tumbuh pada tingkat yang diperlukan untuk membawa negara kembali ke jalurnya pasca pandemi Covid-19.

Peningkatan kapasitas pekerja sektor garmen dan perwakilannya untuk secara efektif mengorganisasi dan mewakili semua pekerja di sektor garmen Indonesia dan berpartisipasi secara lebih aktif dan inklusif dalam advokasi kebijakan nasional utama.

Sehingga diharapkan pada tahun 2025, kapasitas pekerja di sektor garmen beroperasi dan terhubung, merekrut dan mempertahankan anggota, dan memilih pemimpin perempuan, meningkat. Kapasitas serikat pekerja serikat buruh di sektor garmen untuk terlibat dalam analisa dan dialog kebijakan yang inklusif dan responsif gender meningkat. Kapasitas pekerja dan perwakilannya, ditingkat pabrik, untuk mengetahui hak-hak mereka dan terlibat dalam pengorganisasian dan kerjasama di tempat kerja meningkat pula. Memperkuat serikat pekerja serikat buruh di sektor garmen, peningkatan keanggotaan, advokasi dan partisipan perempuan dan isu kesetaraan gender.

Hadir dalam agenda tersebut antara lain, Michiko Miyamoto Direktur ILO unutk Indonesia dan Timur Leste, Nurus Mufidah manajer proyek ILO, serta perwakilan dari Stake Holder. (RED/HTS/MBJ)

Komentar