ITUC: Masyarakat Sri Lanka Mendesak Keringanan Utang dan Dialog Sosial

ITUC: Masyarakat Sri Lanka Mendesak Keringanan Utang dan Dialog Sosial

..

KSBSI.org, Lebih dari 9 bulan sejak Negara Sri Lanka gagal membayar obligasi internasionalnya dan memasuki krisis ekonomi terburuk dalam sejarahnya, orang-orang menderita hiperinflasi. Serta kekurangan kebutuhan pokok yang parah. Termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Baca juga:  Presiden KSBSI Bicara di Forum Perubahan Iklim Pada Kongres ITUC Melbourne, Simak Penjelasannya,

Saat ini, jutaan warga Sri Lanka jatuh miskin karena krisis utang negara ditambah dengan dampak pandemi Covid-19. Hal tersebut menyebabkan protes luas yang telah ditekan dengan keras oleh pemerintah.

 

Menambah penderitaan negara, IMF tidak akan merilis paket bailout US$2,9 miliar karena terus kurangnya komitmen dari kreditur resmi utama dan pemegang obligasi eksternal swasta atas restrukturisasi beban utang Sri Lanka yang sangat besar. Sementara itu, pemerintah Sri Lanka menekankan perlunya ‘kesepakatan sosial bersama untuk transformasi ekonomi’ sebagai jalan keluar dari krisis.

 

Wakil Sekretaris Jenderal ITUC Owen Tudor menyampaikan Sri Lanka membutuhkan keringanan dan pembatalan utang yang mendesak. Dan berbagi beban secara adil di antara semua kreditur swasta dan resmi Sri Lanka. Tingkat keringanan harus cukup untuk memastikan pemulihan kesinambungan utang, perlindungan layanan publik yang vital, dan peningkatan ruang fiskal untuk investasi jangka panjang.

 

“Pada saat yang sama, rakyat Sri Lanka juga membutuhkan jalan yang jelas menuju pemulihan yang berpusat pada manusia berdasarkan pekerjaan yang layak di bawah Kontrak Sosial Baru untuk memastikan pekerjaan yang layak, upah, hak, perlindungan sosial, inklusi, dan kesetaraan. Itu akan membutuhkan dialog sosial yang tulus dengan serikat pekerja,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

 

Dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada Presiden Ranil Wickremesinghe pada bulan Desember, ITUC menegaskan kembali seruannya untuk dialog sosial dengan serikat pekerja untuk:

 

- Memastikan pemulihan yang berpusat pada manusia yang memprioritaskan pekerjaan layak di bawah Kontrak Sosial Baru.

- Dukung kerja dengan mitra internasional untuk memperkenalkan jaring pengaman sosial bagi pekerja dan menerapkan perlindungan sosial untuk semua.

- Atasi korupsi dan promosikan kebijakan publik yang sehat.

- Pastikan tidak ada persyaratan yang akan membongkar layanan publik yang penting, mengurangi pekerja, memprivatisasi properti publik atau mengancam penghidupan melalui penurunan pengeluaran sosial dan menekan upah, termasuk upah minimum nasional dengan dalih konsolidasi fiskal.

 

Krisis di Sri Lanka menyoroti meningkatnya masalah kesulitan utang di seluruh dunia yang disebabkan oleh berbagai krisis global yang sedang berlangsung. Dimana memengaruhi pekerja di negara-negara seperti Ghana, Pakistan, Tunisia, dan Zambia.

 

Perkembangan di Sri Lanka akan berfungsi sebagai ujian penting tentang bagaimana G20 dan lembaga keuangan internasional seperti IMF mengatasi tantangan utang negara saat ini dan menunjukkan kebutuhan mendesak untuk reformasi cara mengelola krisis utang. (sumber: ituc)

 

Komentar