Bahas Isu K3 di Sektor TGSL Negara Wilayah Asia Pasifik, FSB GARTEKS KSBSI Hadiri Pertemuan IndustriAll di Thailand

Bahas Isu K3 di Sektor TGSL Negara Wilayah Asia Pasifik, FSB GARTEKS KSBSI Hadiri Pertemuan IndustriAll di Thailand

.

KSBSI.org, THAILAND - Trisnur Priyanto Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Federasi Serikat Buruh Garmen, Kerajinan, Tekstil, Kulit dan Sentra Industri afiliasi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (FSB GARTEKS KSBSI) bersama Ayu Sri Rejeki Staf DPP FSB GARTEKS KSBSI menghadiri pertemuan lintas serikat buruh/pekerja di Bangkok Negara Thailand. Agenda pertemuan ini diadakan IndustriAll untuk membahas persoalan buruh, di sektor tekstil, garmen, sepatu, dan kulit (TGSL), wilayah Asia Pasifik.

Baca juga:  DPP NIKEUBA Terima Kunjungan PK PT. Changsin Reksa Jaya Kabupaten Garut,

Trisnur Priyanto mengatakan, pertemuan yang diadakan IndustriAll tersebut lebih khusus membahas masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di sektor TGSL. Ada pun yang hadir perwakilan serikat buruh/pekerja dalam pertemuan adalah Jilaf-Thailand, UA-Zenzen Jepang, CCWADU-Cambodia,  CUMW-Cambodia, FSB Garteks dan SPN-Indonesia, INTF, TWF, Union United-India, BGIWF-Bangladesh, BTGWL-Bangladesh, SGSF-Bangladesh. Lalu NGWU, JTG-CWUN-Nepal, NTUF, PTGLWF-Pakistan, TUCP-Philipine, CMU dan FTZ&GSEU-Srilanka, CILT-Thailand, ILO-Geneva serta ILO-Asia Pacific Thailand.

“Pertemuan yang diadakan IndustriAll ini, kami lebih fokus membahas isu K3, karena masih banyak perusahaan sektor garmen di negara-negara wilayah Asia Pasifik yang mengabaikan masalah K3. Jadi kami sepakat untuk mengkampanyekan masalah K3 ke dunia internasional,” ucap Trisnur, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/5/2023).

Dia juga menyampaikan pertemuan tersebut dihadiri pembicara yang berkualitas untuk memberikan materi dunia perburuhan untuk memberikan materi K3. Seperti Maria Beatrize dari ILO yang memberikan materi-Kaidah Praktek ILO tentang K3. Christina Hajagos Direktur IndustriAll dengan materi Garment Workers Need Safe Factories serta Raisul Islam Khan-Riset dan kampanye sektor TGSL

“Intinya masalah K3, kampanye pekerjaan yang layak di perusahaan menjadi prioritas pembahasan selama berlangsungnya agenda diskusi,” ujarnya.

Selain itu, Trisnur menyampaikan isu hak kesetaraan gender di dunia kerja juga menjadi pembahasan. Khususnya mengenai zero tolerance GBV ditempat kerja yang dipresentasikan oleh Indonesia Council. Termasuk kampanye GBVH H&M GFA yang disampaikan oleh Julia dari H&M via virtual.

Sebagai perwakilan FSB GARTEKS KSBSI, Trisnur berharap hasil pertemuan ini ILO dapat mendorong pemerintah untuk merangkul brand dalam sosialisasi yang berkelanjutan tentang K3. Dan turut menyuarakan isu kampanye pekerja garmen butuh pabrik yang aman. Jadi bukan hanya dengan Brand saja, tapi juga dapat mengajak asosiasi pengusaha dan serikat  buruh/pekerja,” jelasnya.

“Agenda pertemuan IndustriAll untuk membahas K3 ini sangat bagus sekali. Peserta diskusi banyak mendapat informasi yang kita dapat dan bisa dijadikan rujukan. Khususnya mengenai Kaidah Prakti ILO tentang K3, karena isi materinya sangat bagus,” tandasnya. (AH)

Komentar