Walau kondisi gerakan buruh mengalami penurunan, Alson mengatakan agar semua pengurus DPC federasi afiliasi KSBSI di Jakarta jangan pesimis. Sebab dibalik tantangan yang berat ini, peluang masih tetap ada. Dia memaparkan, justru peluang KSBSI Jakarta untuk merekrut buruh sekarang ini masih terbuka lebar.
Baca juga: Dihadiri Menaker, Rakernas KSBSI Bangun Kekuatan Serikat Buruh dalam Penegakan Demokrasi,
KSBSI.ORG, JAWA BARAT - Koordinator
Wilayah (Korwil) Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Jakarta, menggelar
agenda Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) dengan mengangkat tema “Transformasi
Berbasis Digital dan Membangun Semangat Kolaborasi”. Agenda Rakerwil ini diadakan
di Villa Aneka 2 Cisarua Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Dihadiri Martua Raja Siregar selaku Dewan Eksekutif Nasional (DEN) KSBSI, Alson Naibaho Koordinator Wilayah (Korwil) KSBSI Jakarta, Bambang SY Sekretaris Wilayah KSBSI Jakarta, Lukman Bendahara KSBSI Jakarta, serta perwakilan Dewan Pengurus Cabang (DPC) afiliasi federasi KSBSI Jakarta.
Dalam kata
sambutannya, Alson mengatakan menyampaikan terima kasih kepada pengurus cabang
dari afiliasi federasi KSBSI Jakarta yang hadir dalam agenda Rakerwil ini.
Dia berharap Rakerwil yang digelar 2 hari, dari tanggal 13-14 September 2024 ini menghasilkan ide-ide cemerlang. Serta gagasan yang membangun KSBSI Jakarta untuk kedepannya.
Alson menjelaskan kualitas gerakan buruh di Jakarta setiap tahunnya semakin mengalami degradasi. Karena minat dan jumlah buruh yang bergabung ke serikat buruh menurun. Termasuk, jumlah buruh yang bergabung ke KSBSI di Jakarta juga menurun. Salah satu faktornya, dia mengungkapkan status Kota Jakarta sudah bukan ibu kota negara lagi.
“Sekarang ini Jakarta bukan ibu kota negara Indonesia lagi dan sebagian besar perusahaan-perusahaan di wilayah industri di Jakarta sudah tutup dan relokasi, salah satunya ke daerah Jawa Tengah,” ungkapnya.
Alson mengatakan, pabrik-pabrik di wilayah industri Kota Jakarta yang mengerjakan ribuan pekerja kawasan industri di Jakarta yang sudah tutup ini sudah beralih menjadi gudang. Dan sebagian menjadi kantor perwakilan. Jadi tak heran, Jakarta sekarang ini didesain menjadi kota bisnis dan ekonomi. Bukan lagi kota industri.
“Berhubung Jakarta sudah menjadi kota bisnis, maka sangat berdampak pada berkurangnya jumlah anggota serikat buruh di Jakarta. Dan harus diakui, selama ini basis buruh terkuat anggota KSBSI dari wilayah industri,” terangnya.
Walau kondisi gerakan buruh mengalami penurunan, Alson mengatakan agar semua pengurus DPC federasi afiliasi KSBSI di Jakarta jangan pesimis. Sebab dibalik tantangan yang berat ini, peluang masih tetap ada. Dia memaparkan, justru peluang KSBSI Jakarta untuk merekrut buruh sekarang ini masih terbuka lebar.
“Diantara trend bisnis yang sedang berkembang di Jakarta hari ini diantaranya di sektor transportasi, digital, perhotelan dan perkantoran,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, KSBSI harus merubah pola gerakannya untuk mengorganisir buruh. Salah satunya beradaptasi dengan menggunakan media sosial untuk merektrut buruh, supaya tertarik bergabung ke KSBSI. Namun dia menegaskan, pola perekrutan dengan bertemu dan berdialog langsung dengan buruh juga harus tetap dilakukan. Serta rutin menjalankan pertemuan konsolidasi, supaya kekuatan emosional antara pengurus dan anggota semakin solid.
Hal senada juga disampaikan Bambang SY, ia menjelaskan penyebab menurunnya gerakan KSBSI di Jakarta memang banyak faktor. Namun dia menegaskan bahwa persoalan internal antara hubungan komunikasi Korwil KSBSI dengan DPC afiliasi federasi KSBSI Jakarta pun tidak kompak seperti dahulu.
“Saya berharap agenda Rakerwil ini bisa menjadi ajang evaluasi kita bersama untuk menciptakan gerakan KSBSI yang semakin militan dan kita bersama-sama membesarkan KSBSI Jakarta,” tandasnya.
Sementara itu Martua Raja Siregar menyampaikan Rakerwil yang diadakan ini supaya lebih fokus memperkuat kepemimpinan muda di wilayah KSBSI Jakarta. Pasalnya, regenerasi kepemimpinan di serikat buruh itu sangat perlu dalam menjalankan roda organisasi. Dan menurutnya, kader-kader muda inilah yang berpotensial melakukan pengorganisiran dan perekrutan buruh di Jakarta.
“Sudah waktunya kita mempersiapkan kader-kader muda KSBSI Jakarta untuk menjadi pemimpin buruh. Karena mereka yang mengerti karakter generasi z (GenZ) agar tertarik bergabung di serikat buruh,” tandasnya. (AH)