Higlights : ASEAN SKILSS FORUM -TOWARDS A MORE INCLUSIEVE AND PROSPEROUS IN ASEAN. KUALALUMPUR-MALASYA, 3 SEPTEMBER 2024. Organinized by : HRDCorp, ILO and Asean Secretariat-Supported by Minister of Human Resources Malasya.
Baca juga: Serikat Buruh Global Desak Pemerintah Indonesia Sebagai Ketua ASEAN 2023 Pulihkan Demokrasi Myanmar,
KSBSI.ORG, MALAYSIA - Pertemuan ini dihadiri oleh multistakeholder antara lain : Asean Tripatite, International Partners, Masyarakat Sipil, koalisi pemuda, koalisi perempuan dan elemen masyarakat sipil lainnya yang berjumlah 250 peserta dari berbagai negara Asean antara lain : Malasya sebagai tuan rumah, Indonesia, Singapura, Cambodia, Thailand, Philipines, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos.
Tranformasi teknologi adalah bagian dari perkembangan ilmu dan pengetahuan yang tak dapat dihindari oleh siapapun. Kesinambungan pekerjaan dan hidup yang layak sangat ditentukan oleh bagaimana mempersiapkan pekerja maupun angkatan kerja menyambut era baru, tekhnologi baru dan pekerjaan yang baru. Forum ini diselenggarakan sebagai bentuk dari persiapan negara-negara Asean untuk menciptakan generasi yang memiliki ilmu dan kemampuan yang tinggi dalam beradaptasi dengan tekhnologi dan pekerjaan-pekerjaan baru.
Terdapat 10 (sepuluh) area yang secara global menjadi bagian dari fokus training skills yaitu :
1. Analytics skill (kemampuan analisis)
2. Green skill (Keterampilan hijau – artinya kemampuan berbasis ramah lingkungan)
3. Digital skill (kemampuan digital)
4. Enterpreneur skill (kemampuan wirausaha)
5. Project management (kemampuan manajemen proyek)
6. Communication skill (kemampuan komunikasi)
7. Self-management skill (kemampuan manajemen diri)
8. Healthcare (Keehatan)
9. Leadership (kepemimpinan)
10. Safety (Keamanan)
Forum ini mengindikasi ada beberapa bidang yang menjadi future demand skills di negara-negara Asean :
1. Artificil Inteligence (AI) and big data (Kecerdasan buatan dan pembuatan kapasitas data)
2. Analytical thinking (Tenaga analisis)
3. Green skilss (Kemampuan berbasis ramah lingkungan)
4. Technology literacy (kemampuan memahami technology)
5. Cloud Computing (komputasi server, penyimpanan data melalui internet)
6. Cyber security (Keamanan dunia maya)
7. Green energy (energy hijau-ramah lingkungan)
Catatan singkat sambutan oleh Bapak Srinivas B Reddy- Chief Skills And Employabiliti Branch, ILO Geneva, bahwa Asia adalah wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat luas. Yang terpenting dalam kaitannya dengan pekerjaan di masa depan adalah bagaimana skills development harus sesuai dengan pekerjaan yang tersedia sehingga tercipta decent job bagi pekerja. Pekerja, masyarakat sipil, pemuda dan kesetaraan gender adalah elemen-elemen masyarakat yang secara inklusive terlibat dalam perencanaan pembangunan dan future of job oleh negara.
ILO sebagai representative tripartite, melihat bahwa Asia dapat belajar dari Eropa untuk mengembangkan skill development. Mereka melakukan diskusi, lobby, kampanye melibatkan pekerja, masyarakat sipil melalui berbagai social media. Ada sekitar 9 juta youtube yang menayangkan aktivitas-aktivitas tersebut. belajar dari kesuksesan mereka, ILO akan terus bekerja membangun dialog sosial di Asia untuk meningkatkan keahlian dan sumber saya manusia untuk pekerjaan masa depan.
Ibu DR. Akiko Sakamoto-Regional skilss development and empolyolabilty specialist- ILO Bangkok, menyampaikan bahwa kualifikasi skill nasional adalah sebuah pendidikan dasar. Training adalah peningkatan dari kemampuan dasar yang telah dimiliki oleh setiap individu, sehingga negara tidak murni berfokus sebagai training untuk peletak dasar pengetahuan seseorang namun sebagai bentuk menambah kemampuan sesorang dalam menyambut pekerjaan baru. Butuh waktu yang panjang namun ini adalah bagian dari proses edukasi.
Menyimak presentasi pemerintah Indonesia yang diwakili oleh General Secretary (GS) Ministry of Manpower Indonesia, Bapak Prof. Dr. Anwar Sanusi. Yang berbicara tentang Tantangan Asean Saat Ini Akibat Kurangnya pengakuan timbal balik antara negara anggota Asean, menurutnya ada beberapa hal :
1. Hambatan Terhadap Pekerjaan : ketika kualifikasi yang diperoleh di satu negara asia tidak diakui di negara lain, hal ini menciptakan hambatan dalam mendapatkan pekerjaan. pekerja terampil mungkin akan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di negara anggota lain, meskipun telah memiliki keterampilan dan pengalaman yang diperlukan.
2. Mobilitas Kerja Yang Terbatas: kurangnya pengakuan bersama dapat membatasi pergerakan pekerja berketerampilan, membatasi prospek karir mereka dan menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara Asean.
3. Ketidakpastian Dan Risiko: kurangnya pengakuan timbal balik dapat menimbulkan ketidakpastian dan risiko bagi pemberi kerja dan pekerja. pemberi kerja mungkin ragu untuk mempekerjakan pekerja asing karena meragukan kualifikasi mereka, sementara pekerja mungkin enggan untuk pindah karena khawatir akan keamanan kerja dan perkembangan karir mereka.
4. Alokasi Sumber Daya Yang Tidak Efisien: kurangnya rasa saling percaya dapat mengakibatkan alokasi sumber daya yang tidak efisien
5. alokasi sumber daya yang tidak efisien: kurangnya rasa saling percaya dapat mengakibatkan alokasi sumber daya yang tidak efisien.
Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia telah bekerja untuk mengatasi beberapa hambatan yakni :
1. Membangun Kerangka Kerja Kualifikasi Regional – Asean Qualification Referencer Framework (AQRF) sebagai refrensi bersama yang dapat digunakan secara bersama di Asia.
2. Memperkuat Implementasi MRA : Perjanjian MRA antar anggota menyatakan bahwa untuk saling pengakuan atas hasil penilaian kesesuaian yang dilakukan di salah satu negara anggota oleh otoritas di negara anggota Asean lainnya saat ini saya negara anggota Asean lainnya. saat ini terdapat 8 bidang pekerjaan yang menjadi MRA Asean yaitu: 1. Jasa Teknik, 2. Jasa Keperawatan, 3. Arsitektur, 4. Survei Pertanahan, 5. Praktik Kedokteran, 6. Praktik Kedokteran Gigi, 7. Akunting, 8. Pariwisata
3. Diskusi Berkelanjutan Mengenai Saling Pengakuan Terhadap Keterampilan. Telah menjadi prioritas penting Asean dalam beberapa tahun terakhir, yang bertujuan untuk memfasilitasi aliran bebas tenaga kerja terampil di kawasan ini
4. Mempromosikan Pertukaran Informasi : berbagi informasi tentang sistem pendidikan, kualifikasi dan metode penilaian.
5. Mendorong Pengakuan Kualifikasi Asing : menerapkan mekanisme untuk memfasilitasi pengakuan kualifikasi yang diperoleh di negara-negara Asia lainnya
Forum ini ditutup dengan komitment target Asen skill 2025 adalah : Asean Commitments of Skills Development Through Deepening Commitment in The ASEAN Declaration on Promoting of Green Jobs for Equity and Inclusive Growth in The Community.
Kualalumpur, 3 September 2024
Ema Liliefna, SH,MH.
Deputy Programme KSBSI.