“Saya berharap kader-kader muda FKUI sebaiknya dimasukan dalam struktur organisasi agar FKUI KSBSI menjadi serikat buruh yang modern dan mampu membaca perkembangan zaman,”
Baca juga: Kuatkan Dialog Sosial Dalam Perundingan PKB, FKUI Gelar Pelatihan Bagi Anggotanya di Riau,
KSBSI.ORG, JAWA BARAT - Federasi Kebangkitan Buruh Indonesia Afiliasi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (FKUI-KSBSI) resmi menggelar Kongres Nasional ke-8, Senin 28 Oktober 2024. Kongres ini bertajuk “Menjadi Serikat Buruh Yang Mandiri, Kuat dan Militan”. Kongres ini menjadi tonggak guna memilih pemimpin FKUI yang berkualitas untuk 4 tahun ke depan.
“Kongres FKUI KSBSI adalah pesta demokrasi serikat buruh kita. Semoga kita bisa memilih pemimpin yang berkualitas dan memiliki integritas, serta menjalankan AD/ART organiasi untuk memperjuangkan hak buruh,” kata Marihot Nainggolan, Ketua Umum DPP FKUI KSBSI dalam sambutannya di Kongres ke-8 FKUI yang digelar di Bogor, Jawa Barat, Senin (28/10/2024).
Dia menegaskan, kongres yang digelar ini bukan sekadar seremoni, namun harus bisa merumuskan persoalan isu-isu perburuhan dari tingkat lokal sampai nasional, serta menyikapi isu global, terkait dampak perubahan iklim dalam dunia ketenagakerjaan.
“Tugas kita sebagai pengurus bukan menjadi penonton. Dalam agenda kongres ini, saya berharap kita semua bisa melahirkan inovasi baru untuk kemajuan FKUI KSBSI, supaya menjadi serikat buruh yang mandiri, kuat dan militan,” tandas Marihot.
Garis Perjuangan
Sementara itu, Sekjen KSBSI Dedi Hardianto mengupas bagaimana serikat buruh harus tetap dalam garis perjuangan yang kuat dan militan. Menurutnya, kemandirian serikat buruh itu kuncinya harus mampu menjadikan seluruh anggotanya menjadi militan dan terdidik.
"Semoga FKUI dapat menjadi salah satu federasi terbaik di KSBSI yang aktif dalam berbagai kegiatan," tandasnya. Ia pun meminta agar FKUI KSBSI menjadi garda terdepan sebagai serikat buruh yang membela kepentingan buruh serta aktif menyikapi secara kritis berbagai isu ketenagakerjaan.
Untuk itu, Dedi berharap Kongres Nasional ke-8 FKUI KSBSI ini bisa melahirkan pemimpin yang berkualitas yang diputuskan secara kekeluargaan tanpa perpecahan.
"Perbedaan itu pasti ada dan wajar dalam pesta demokrasi. Tapi saya berharap tugas utama FKUI KSBSI kedepannya adalah bagaimana merawat organisasi secara kekeluargaan itu yang paling utama,” jelasnya.
Terakhir, dedi meminta agar FKUI KSBSI fokus melahirkan regenerasi kepemimpinan muda untuk menjalankan roda organisasi. “Saya berharap kader-kader muda FKUI sebaiknya dimasukan dalam struktur organisasi agar FKUI KSBSI menjadi serikat buruh yang modern dan mampu membaca perkembangan zaman,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Panitia Kongres Nasional ke-8 FKUI, Rasmina Pakpahan menyampaikan terima kasihnya atas kehadiran peserta delegasi dari Pengurus Cabang (DPC) FKUI KSBSI diberbagai daerah.
Rasmina juga menyampaikan apresiasinya kepada tamu undangan yang hadir, diantaranya, Perwakilan dari Dewan Eksekutif Nasional (DEN) KSBSI yang diwakili oleh Sekjen KSBSI Dedi Hardianto, Deputi Bidang Konsolidasi Martua Raja Siregar, dan Deputi Bidang Program Ema Liliefna.
Juga atas hadirnya Presiden ACV BIE Patrick Vandengerghe, Sekretaris Jenderal (Sekjen) ACV BIE Jan Franco, kemudian koordinator WSM Asia, Bismo Sanyoto, Mudhofir Khamid mantan Presiden KSBSI, dan Maria Emeninta Koordinator Regional ACV-CSCI Asia.
Acara ini juga dihadiri oleh Perwakilan dari beberapa federasi afiliasi KSBSI diantaranya, Binson Purba dan Sri Rezeki, Ketua Umum dan Bendahara Umum DPN FSB KIKES KSBSI, Carlos Rajagukguk dan Irwan Ranto Bakkara Ketua Umum dan Sekjen DPP FSB NIKEUBA KSBSI serta Berliando dari DPP Fesdikari.
Kemudian hadir juga, Parulian Sianturi dari DPP FHUKATAN KSBSI, Haris Isbandi Ketua LBH KSBSI dan Alson Naibaho Korwil KSBSI Jakarta, Ikbal dari Sebumi serta tamu undangan lainnya.
[ANDREAS/REDKBB]