Baik di Belgia, Indonesia, atau di belahan dunia lainnya, serikat pekerja harus tetap berada di garis depan dalam memperjuangkan hak-hak pekerja. Dan harus mampu bersikap kritis untuk menuntut kondisi kerja yang lebih baik, upah yang adil, dan lapangan kerja yang berkelanjutan untuk semuanya.
Baca juga: DPC FKUI KSBSI Jakarta Barat Turun ke Lapangan, Fokus Mengorganisir Pekerja Digital ,
KSBSI.ORG, JAWA BARAT - Patrick Vandengerghe, Presiden ACV BIE hadir langsung dalam Kongres Nasional Ke 8 Federasi Kebangkitan Buruh Indonesia Afiliasi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (FKUI-KSBSI) bertema “Menjadi Serikat Buruh Yang Mandiri, Kuat dan Militan”. Dalam kesempatan itu Vandengerghe mengatakan dirinya yang mewakili ACV Kontruksi, Industri dan Energi, sangat senang bisa hadir dalam kongres FKUI ini.
Ia menilai tema dalam agenda kongres ini sangat relevan dengan perkembangan dunia saat ini. Sebab di seluruh dunia, sekarang ini, pekerja menghadapi tantangan besar globalisasi, digitalisasi, perubahan iklim, dan perubahan dinamika ekonomi.
“Serikat pekerja harus tetap waspada dan proaktif untuk melindungi hak, kesejahteraan, dan martabat pekerja dalam menghadapi perubahan realitas ini,” kata Patrick Vandengerghe saat memberikan sambutan dalam Pembukaan Kongres Ke-8 FKUI KSBSI yang digelar di Bogor, Jawa Barat, Senin (28/10/2024).
Selama bertahun-tahun, ACV BIE dan FKUI KSBSI telah berkolaborasi dalam berbagai inisiatif, termasuk upaya terbaru ACV BIE sejak tahun 2020 untuk fokus pada kesehatan dan keselamatan di industri semen. "Meskipun perubahan nyata dan transformatif sulit dicapai, namun kerja sama ACV BIE menyoroti pentingnya solidaritas internasional dan tanggung jawab bersama." terangnya.
"Hal ini merupakan pengingat bahwa tidak ada negara atau serikat pekerja yang beroperasi secara terpisah, apa yang terjadi di satu belahan dunia berdampak pada kita semua. Terlebih lagi, kekuatan serikat kita terletak pada anggotanya,” tegas Vandengerghe.
Ia mengupas pentingnya iuran anggota untuk kemandirian organisasi. Menurutnya, sangat penting serikat buruh untuk menjalankan kewajiban membayar iuran anggota. Karena iuran untuk menjamin kemandirian finansial dalam menjalankan organisasi serikat buruh secara profesional. Kemudian, basis keanggotaan yang kuat juga akan meningkatkan kapasitas untuk mengadvokasi hak-hak pekerja secara efektif.
“Kita harus memastikan bahwa serikat pekerja kita harus terhubung dengan keanggotaan, dengan pendekatan yang militan namun bertanggung jawab untuk melindungi pekerja di setiap industri. Basis keanggotaan yang mandiri sangat penting untuk mencapai tujuan,” tandasnya.
Patrick Vandengerghe menuturkan, baik di Belgia, Indonesia, atau di belahan dunia lainnya, serikat pekerja harus tetap berada di garis depan dalam memperjuangkan hak-hak pekerja. Dan harus mampu bersikap kritis untuk menuntut kondisi kerja yang lebih baik, upah yang adil, dan lapangan kerja yang berkelanjutan untuk semuanya.
Presiden ACV BIE ini berpesan, serikat pekerja harus bertindak secara lokal namun berpikir secara global. Karena semuanya saling terhubung oleh tantangan yang dihadapi ketenagakerjaan saat ini.
“Ketika industri menjadi lebih terglobalisasi dan rantai pasokan menjadi lebih terintegrasi, pentingnya solidaritas internasional menjadi semakin penting. Serikat pekerja di seluruh dunia harus bersatu dalam tujuan bersama untuk memastikan tidak ada pekerja, di negara mana pun, yang tertinggal,” terangnya.
Patrick Vandengerghe berharap Kongres ke-VIII FKUI KSBSI bisa menggagas serikat buruh yang lebih kompetitif, mandiri, dan tangguh. “Saya yakin FKUI KSBSI akan terus memimpin di Indonesia dan memberikan inspirasi bagi negara-negara lain,” tandasnya.
[ANDREAS/REDKBB]