KSBSI Hadir dan Beri Masukan Dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB di Jerman

KSBSI Hadir dan Beri Masukan Dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB di Jerman

Rekson Silaban (Tengah kiri) bersama delegasi gabungan serikat buruh dan LSM di Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Di Bonn, Jerman pada, 6-11 Juni 2023.

Dalam Konferensi Perubahan Iklim di Jerman, Serikat Buruh dan LSM menuntut adanya ketegasan untuk menghapus bahan bakar fosil dengan cara yang cepat, total, adil, dengan ketersediaan dana. Dan dana publik diarahkan bukan untuk mensubsidi minyak dan gas, tetapi untuk mendanai transisi yang adil.

Baca juga:  KSBSI Kembali Bertemu Dengan UNRC Bahas Penerapan SDG,

KSBSI.ORG, JERMAN - Rekson Silaban, Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) saat ini sedang menghadiri Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Di Bonn, Jerman pada, 6-11 Juni 2023. Ia menyampaikan beberapa masukan untuk memperkuat komitmen pemanasan global ke tingkat 1,5 derajat 2050.

Rekson Silaban, satu-satunya wakil serikat buruh dari International Trade Union Confederation (ITUC) mewakili kawasan Asia mengatakan bahwa melalui gabungan serikat buruh dan LSM (TUNGO) menuntut agar forum mendengarkan aspirasi buruh, yang salah satunya mengenai pembuatan regulasi yang tegas.

"Adanya ketegasan untuk menghapus bahan bakar fosil dengan cara yang cepat, total, adil, dengan ketersediaan dana." kata Rekson saat dihubungi melalui panggilan telepon di Jerman, Jum'at (09/06/2023). 


Lebih lanjut, Rekson menambahkan bahwa gabungan buruh dan LSM di forum tersebut juga menuntut agar dana publik diarahkan bukan untuk mensubsidi minyak dan gas, tetapi untuk mendanai transisi yang adil. 

"Kelompok ini membentangkan spanduk besar yang bertuliskan "End Fossil Fuel" (akhiri Energi Berbasis Fosil)." jelas Rekson.

Konferensi Perubahan Iklim PBB bertujuan melanjutkan diskusi tentang isu-isu yang sangat penting. Seperti, bentuk adaptasi yang baik, bagaimana transisi yang adil, dan mengenai kerugian dan kerusakan akibat perubahan lingkungan, serta program kerja mitigasi. 

Konferensi tersebut juga diharapkan dapat membuat kemajuan dalam perubahan iklim dan isu-isu penting lainnya serta menyiapkan draf keputusan untuk diadopsi pada Konferensi Dunia Perubahan Iklim (COP 28) di negara UEA pada Desember 2023 mendatang. 

Wakil dari 198 negara yang telah meratifikasi Konvensi Deklarasi Paris (Parties), bersama serikat pekerja, LSM dan organisasi terkait dan pemangku kepentingan, akan hadir pada Cop 28 ini. (RED/handi)

Komentar