KSBSI.org, BOGOR-Stijn Sintubin dan Laura dari ACV-CSC International atau serikat buruh terbesar di Negara Belgia mengunjungi Pengurus Komisariat PK FSB GARTEKS KSBSI PT. Ricky Putra Globalindo, Citereup Kabupaten Bogor Jawa Barat. Kedatangan mereka ke perusahaan ini didampingi Ary Joko Sulistyo Ketua Umum DPP FSB GARTEKS KSBSI, Trisnur Priyanto Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP FSB GARTEKS KSBSI, Maria Emeninta Koordinator IIWE Indonesia dan Hamidah Ketua PK FSB GARTEKS KSBSI PT. Ricky Putra Globalindo.
Baca juga: Ketok Palu di di Gedung Parlemen Senayan, RUU KIA Masih Pro-Kontra,
Stijn mengatakan dirinya sangat senang bisa hadir di
sekretariat PK FSB GARTEKS KSBSI PT. Ricky Putra Globalindo. Karena pihak perwakilan
manajemen perusahaan Dinar Panjaitan bersama jajarannya juga bersedia
menjumpainya untuk berdiskusi. Dia mengatakan, bahwa FSB GARTEKS KSBSI selama
ini salah satu serikat buruh mitra kerjanya. Serta satu visi dan misi
memperjuangkan buruh yang selalu mengedepankan sosial dialog dalam menciptakan
hubungan industrial yang harmonis.
“Saya berharap sosial dialog antara PK
FSB GARTEKS KSBSI PT. Ricky Putra Globalindo tetap berjalan dengan baik. Jika
ada terjadi perbedaan pendapat antara serikat buruh dan manajemen perusahaan,
ada baiknya dibicarakan dahulu dengan pendekatan komunikasi,” ucapnya, Rabu
(13/7/2022).
Dinar Panjaitan menyampaikan di PT.
Ricky Putra Globalindo sekarang ini memiliki 2 perwakilan serikat buruh. Salah
satunya adalah perwakilan FSB GARTEKS KSBSI. Ia menjelaskan bahwa hubungan
sosial dialog dengan serikat buruh sudah terjalin baik. Memang, pada awal kehadiran
serikat buruh di perusahaan ini, Dinar menyampaikan sempat menjadi masalah.
Karena banyak perbedaan pendapat antara serikat buruh dan perusahaan, terutama
soal kesejahteraan buruh.
“Namun karena adanya pendekatan komunikasi sosial
dialog antara manajemen perusahaan dan serikat buruh, segala perbedaan bisa diselesaikan
dengan cara yang baik,” terangnya.
Selain itu, Dinar menceritakan Pandemi Covid-19 yang
terjadi 2 tahun ini menjadi dilema bagi perusahaan. Salah satu persoalannya
adalah masalah pesanan (order) banyak yang terpaksa berhenti. Sehingga
dampaknya, perusahaan tidak efektif melakukan produksi dan akhirnya berdampak
pada upah buruh.
Dinar menjelaskan sangat sulit sekali menjelaskan
kepada buruh, bahwa dimasa pandemi ini, order prodduksi sangat sepi. Solusinya,
kata Dinar, manajemen perusahaan dan serikat buruh pun kembali berdialog dan
kedua belah saling mengerti. Salah satu kesepakatannya adalah perusahaan, walau
upah di cicil, tapi perusahaan akan tetap melunasinya.
Dinar mengatakan
pertemuan dialog antara manajemen perusahaan dan perwakilan serikat buruh sudah
terjalin baik. Namun berhubung terjadi pandemi, rutinitas pertemuan setiap
bulan terpaksa dihentikan. “Semoga pandemi segera berakhir dan pertemuan sosial
dialog bisa kembali dilakukan seperti biasanya,” kata Dinar.
Dalam pertemuan tersebut juga dibicarakan tentang
dampak perubahan iklim di perusahaan ddi dunia kerja. Serta kampanye melawan
pelecehan dan kekerasan seksual di lingkungan perusahaan. Hamidah mengatakan,
apabila terjadi kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang menimpa anggotanya
akan segera bertindak cepat untuk menanganinya.
“Salah satu kesuksesan kami adalah PK FSB GARTEKS
KSBSI PT. Ricky Putra Globalido telah berhasil memasukan pasal Gender Bassed
Violence dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Pihak perusahaan pun sangat
mendukung,” ucap Hamidah. (A1)