KSBSI.ORG: Organisasi Buruh Internasional (ILO) menyerukan agar pengusaha, pekerja, dan pemerintah dapat memainkan peran sentral dalam mengatasi krisis Covid-19. Sebab, pandemi global yang terjadi hari ini belum ada solusinya. Salah satu dampaknya, buruh/pekerja telah kehilangan mata pencahariannya. Perusahaan banyak tutup, terkena krisis perekonomian global.
Baca juga: Berkomitmen Meningkatkan Kualitas SDM, FPE KSBSI Gelar Training di Morowali , Gonta Ganti Konsep Upah Minimum, Penelitian ILO: Industri Garmen Dikawasan Asia Pasifik Terpuruk ,
Berdasarkan laporan terbaru dari ILO untuk
Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dan Kemitraan Kesepakatan Global,
menyampaikan pandemi ini menyebabkan ratusan juta pekerja yang memiliki
keahlian rendah, pekerja informal dan perempuan tekah kehilangan pekerjaan.
Karena itu, agenda Dialog Sosial sangat diperlukan sebagai salah satu
solusinya. Untuk mempertahankan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan.
Direktur Jenderal ILO Guy Ryder,
menjelaskan untuk mewujudkan komitmen bersama dalam agenda dialog sosial harus
ada komitmen bersama antara serikat buruh/pekerja, pengusaha dan pemerintah.
Salah satunya, menyatukan persepsi dengan menciptakan usaha dan kerja di
perusahaan selama masih diterapkannya pembatasan aktivitas manusia. Pemerintah
harus ikut mengatasi pengangguran agar tidak bertambah ditengah krisis
Covid-19. Dengan cara memberikan tunjangan dan subsidi upah.
Komitmen semacam ini sangat menolong
masyarakat dalam mempertahankan pekerjaan dan upahnya tiap bulan. Contohnya
seperti Negara Denmark. Dimana skema retensi pekerjaan membatasi kenaikan
pengangguran hingga 0,1 poin persentase antara Februari dan Mei 2020. Di Korea,
mitra sosial (organisasi pekerja dan pengusaha) sepakat untuk meningkatkan di
negara itu, subsidi untuk pekerjaan dari 63 persen menjadi 75 persen. Dengan
dukungan darurat tambahan tersedia untuk usaha kecil dan pekerja dengan kontrak
non-standar.
Laporan tersebut menunjukkan pentingnya
melibatkan semua mitra sosial dalam memastikan kondisi kerja yang aman selama
pandemi. Pekerja individu mungkin enggan menyuarakan keprihatinan karena takut
kehilangan pekerjaan, namun dialog sosial menyediakan forum diimana
keprihatinan pekerja dapat diungkapkan dan pendekatan yang seimbang
dinegosiasikan.
“Jadi masa-masa sulit ini dialog sosial
menjadi sangat penting untuk menemukan solusi selama masa krisis. Dialog sosial
juga akan membantu meningkatkan kemampuan dialog kita setelah kita memasuki
tahap pemulihan pasca pandemi nanti, ” ujarnya beberapa waktu lalu.
Sementara, Sekretaris Jenderal OECD Angel
Gurría mengatakan dialog sosial sangat membantu membuat kebijakan. Serta
mendukung pekerja, mempertahankan ekonomi dan meningkatkan kepercayaan selama
krisis. “Pentingnya dialog sosial tidak terbatas pada pengelolaan krisis. Ini
juga membantu negara-negara untuk memenuhi komitmen Agenda PBB 2030 mereka dan
mempersiapkan tren global seperti digitalisasi, globalisasi dan perubahan
iklim, ” tandasnya. (sumber: ilo.org)