Koordinator ACV-CSC International dan KSBSI Kunjungi Mimika, Ini Agendanya

Koordinator ACV-CSC International dan KSBSI Kunjungi Mimika, Ini Agendanya

Tujuan kunjungan ini tak lain untuk bertatap muka secara langsung dengan Pengurus Komisaris Federasi Pertambangan Energi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (PK FPE KSBSI) PT Freeport Indonesia di Timika.

Baca juga:  Setelah Absen Beberapa Tahun, DPP FPE KSBSI Akhirnya Kunjungi Pengurus dan Anggota di Sorong Papua Barat,

KSBSI.ORG, TIMIKA – Koordinator International ACV-CSC Belgia, Stijn Sintubin, dan Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI), Elly Rosita Silaban, melakukan kunjungan ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Senin (23/1/2023).

Tujuan kunjungan ini tak lain untuk bertatap muka secara langsung dengan Pengurus Komisaris Federasi Pertambangan Energi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (PK FPE KSBSI) PT Freeport Indonesia di Timika.

Rombongan keduanya disambut Tarian Seka dari suku Kamoro di Bandara Mozes Kilangin Timika.

"Kehadiran saya di sini untuk memastikan kerja sama dengan federasi dan memastikan apa yang mereka lakukan sesuai dengan organisasi," ungkap Stijn Sintubin kepada Tribun-Papua.com di Timika.

Stijn menambahkan, kehadirannya di Timika guna melalukan sosial dialog untuk mencapai tujuan yang disepakati manajemen PT Freeport dan karyawan.

"Jadi saya harap semua dalam kondisi yang baik, bekerja dengan baik, sehingga dialog sosial itu harus dikembangkan dalam setiap pembicaraan antara karyawan dan manajeman," ucapnya.

Stijn berharap, segala permasalahan yang terjadi di lingkungan kerka PTFI selalau mengedepankan dialog ketika ada konflik.

Namun jika tidak ada solusi, maka harus ikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait seperti apa yang menjadi hak dan kewajiban karyawan PFTI.

"Jadi apabila sebuah masalah tidak tercapai dialog, maka bisa ditempuh melalui undang-undang.”

“Tetapi perlu diingat bahwa dialog adalah langkah terdepan sebelum tahapan lainnya. Sehingga semoga semuanya bisa berjalan baik dan aman," ujarnya.

Sementara itu, Presiden KSBSI, Elly Rosita Silaban, mengakui bahwa rencana kunjungan ke Timika telah disusun sejak lama.

“PK FPE KSBSI Freeport dipilih karena kami mendengar kabar bahwa hubungan antara anggota dan manajemen berjalan baik, serta perkembangannya sangat kuat, termasuk pembayaran iuran," ungkapnya.

Ia menyebut, kalau ada tamu international memilih berkunjung di PK FPE berarti PK FPE KSBSI PTFI sudah mendapatkan nilai plus di antara PK yang belum dikunjungi.

"Kunjungan ke Timika nantinya Koordinator ACV-CSC International, Stijn, akan melakukan sosial dialog seperti di Eropa dan Indonesia.”

“Muda-mudahan kunjungan ini ada sesuatu yang kita dapatkan melalui materi yang diberikan," katanya.

Lanjutnya, serikat buruh memang dijamin dengan kebebasan berserikat, tetapi jumlah anggota adalah kekuatan.

"KSBSI saat ini berada di posisi tertinggi dan itu sebuah hal sangat bagus," ujarnya.

Elly Rosita Silaban berharap semua anggota dan pengurus tetap kokoh karena yang anda perjuangkan adalah untuk diri anda sendiri dan masa depan anak bangsa.

"Kalau ada perbedaan itu membuat kita lebih tajam. Kita harus akui bahwa dengan adanya serikat buruh bisa merubah sesuatu baik itu kebijakan dan lainnya," harapnya.

Tak lupa Elly Rosita Silaban juga mengucapkan terimakasih kepada PK yang ada di Mimika karena memiliki nama yang besar di PTFI.

"Kami bangga memiliki anggota di salah satu perusahan swasta dimiliki Indonesia," ucapnya.

Selanjutnya, Ketua Umum DPP FPE KSBSI, Riswan Lubis mengatakan, perkembangan FPE KSBSI di Timika terutama di PFFI pasca Rapat Umum Anggota Komisaris (RUAK) ke II periode 2022-2025 pada Senin-Selasa (23-24/5/2022) lalu penamabahan anggota sangat luar biasa.

Khsus di Freeport, FPE itu menjadi nomor satu jika dibandingkan dengan sekitat lain dan hubungan dengan menejemen juga sangat baik.

"Jadi kita mengutamakan dialog sosial dalam menyeleasikan persosalan yang ada," ujarnya.

Dikatakan, kehadiran Head of ACV-CSC International, Stijn Sintubin dan Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI), Elly Rosita Silaban pihaknya ingin menujukan ke mereka bahwa, dialog sosial dibangun di Freeport berjalan baik.

"Saya harap ini menjadi invertaris sendiri bagi KSBSI maupun serikat buruh di Belgia," katanya.

Ia menyebut saat ini di Kabupaten Mimika terdapat 10 Pengurus Komisaris (PK) dengan jumlah anggota secara kesulurahan sebanyak 3.000 orang.

"Untuk program, kita lebih cenderung pada training dan meningkat sumber daya manusia terhadap peningkatan kesejahtraan baik diri sendiri dan keluarga di rumah," ungkapnya.

Dewan Pengurus cabang (DPC) PK FPE KSBSI Kabupaten Mimika, Marjan Tusang mengatakan, kunjungan kali ini untuk melihat apa saja yang dilakukan oleh DPC untuk keberlangsungan FPF di jobside ini.

Dikatakan saat ini pihaknya sudah memiliki 10 PK di berbagai perusahan di Mimika.

"Ini yang memperkuat kami disini dimana, hal-hal yang telah dilakukan adalah menyelesaikan perselisihan antara serikat buruh dan lainnya," katanya.

Dia mengaku terus melakukan sosial dialog dengan peruaahan-perusahan yang lain sehingga hal-hal kontroversi terkait konflik kepentingan diperusahan bisa diatasi.

"Kami harap perusahan PTFI tetap berjalan dengan baik dan melihat kesejahteraan buruh," pungkasnya. (*) (sumber; Tribun-Papua)



Komentar