KSBSI bekerjasama dengan APHEDA Gelar Training Perubahan Iklim

KSBSI bekerjasama dengan APHEDA Gelar Training Perubahan Iklim

Mr. Colin Long, Just Transitions Organiser di Victorian Trades Hall Council, Melbourne, Australia saat sampaikan materi (foto:Tunjang)

Perubahan iklim mempunyai dampak besar terhadap kesehatan – dampak yang diperkirakan akan menjadi lebih ekstrem dalam beberapa dekade mendatang. Training ini akan memberikan peserta pengetahuan yang akan membantu mereka meningkatkan pelayanan pada anggotanya. bersiap menghadapi dampak perubahan iklim, dan mengintegrasikan informasi perubahan iklim ke dalam penelitian jangka panjang.

Baca juga:  6 Konfederasi Besar Gelar Workshop Sosialisasi Kertas Posisi Terhadap RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak,

KSBSI.ORG, BOGOR- Perubahan iklim di Dunia akhir-akhir ini terjadi secara luas, cepat, dan semakin intensif, dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam ribuan tahun lalu yang berdampak kurang baik bagi manusia,  maka dari itu  konfederasi Serikat buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) bekerjasama dengan Australian People for Health Education Developoment Abroad (APHEDA) melaksanakan Training Perubahan Iklim dan Transisi Berkeadilan di Bilangan Bogor, pada hari Rabu – Selasa (5 -7/12/12).

 

Pelatihan tersebut dihadiri langsung oleh Mr. Colin Long, Just Transitions Organiser di Victorian Trades Hall Council, Melbourne, Australia, ElLy Rosita Silaban Presiden KSBSI, Martua Raja Deputy DEN Bidang Konsolidasi, Rasmina Pakpahan Bendahara dengan Peserta pelatihan dari Federasi yang ber’affiliasi ke KSBSI  dari  Federasi  yang terpilih oleh masing-masing utusan organisasinya.

 

Pelatihan intensif selama tiga hari ini menggabungkan materi tentang mekanisme dan dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dengan pendekatan praktis terhadap mitigasi dan adaptasi yang dapat diterapkan oleh peserta dalam pekerjaan profesional mereka.

 

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap pengurus Federasi di tingkat Nasional khususnya KSBSI bahwa Perubahan iklim yang tahun dekat-dekat ini bisa disinyalir sejak tahun 2010 sudah sangat mengkhawatirkan penghuni bumi, selain pemanasan global karena emisi karbon (CO2) sangat membahayakan, terlebih bahaya gelombang panas yang berdampak kehilangan nyawa.

 

Pada pembahasan yang disampaikan

 

Membahas dampak perubahan iklim terhadap pekerja yang meliputi Masalah Kesehatan dan keselamatan kerja, Dampak tindakan menghadapi perubahan iklim terhadap pekerja, dan Restrukturisasi perekonomian.

 

Riswan Lubis Ketua Umum Federasi Pertambangan dan Energi KSBSI, menurut informasi, menuturkan bahwa komitmen Internasional akan ada penutupan di sektor Tambang Batu Bara.

 

Lanjut, “mengantisipasi persoalan tersebut, buruh/pekerja yang bekerja di sektor Tambang Batu Bara harus di beri peluang baru/pekerjaan baru, ketika di tutup”,Katanya.

 

Riswan Lubis berharap,  pemerinah Indonesia mau mengajak serikat buruh serikat pekerja untuk duduk bersama berdialog, ketika memberhentikan, dan  semua Tindakan tidak merugikan kaum pekerja/buruh khususnya yang bekerja di Tambang Batu Bara.

 

Di akhir lokakarya, peserta diharapkan memiliki pemahaman tentang topik-topik utama dalam perubahan iklim dan kesehatan serta rencana tindakan organisasi untuk menangani isu-isu ini dalam pekerjaan profesional mereka berkontribusi untuk mencetuskan pemikiran brilian atas langkah antisipasi dari serikat buruh yang secara langsung bisa terdampak dari perubahan iklim.  (Red/TNJ)

 

Komentar